Kisah Syeikh Abdul Qodir Al Jailani Dengan Pemabuk
Catatan Sufi Syeikh Tubagus Fahman Arafat Mursyid TQN Al Asnawiyah Caringin Pandeglang Banten
Pandeglang (babadbanten.com). Dikisahkan suatu hari Syeikh Abdul Qodir al-Jaelani bersama para muridnya sedang melakukan perjalanan menuju ke suatu tempat. Di tengah perjalanan, Syekh Abdul Qodir al-Jaelani bertemu dengan salah seorang pemabuk yang sedang mabuk berat. Tak diduga, pemabuk tersebut menghentikan perjalanan rombongan Syekh Abdul Qodir al-Jaelani, ia lalu mengutarakan tiga pertanyaan yang membuat Syekh Abdul Qodir al-Jaelani sendiri pun kaget.
“Wahai Abdul Qodir, Allah itu maha kuasa atau tidak?” Tanya pemabuk
“Sambil tersenyum ramah Syekh Abdul Qodir menjawab pertanyaan itu, “Tentu, Allah Maha Kuasa.”
Seolah tidak mendengar jawaban Syekh Abdul Qodir al-Jailani, pemabuk bertanya kembali, “Wahai Abdul Qodir, Allah itu Maha Kuasa atau tidak?”
Dengan senyum penuh kasih sayang, Syekh Abdul Qodir al-Jailani meladeni pertanyaan pemabuk itu, “Pasti, Allah adalah Dzat Maha Kuasa atas segalanya .”
Untuk yang ketiga kalinya, pemabuk itu mengajukan pertanyaan yang sama, “Wahai Abdul Qodir, Allah itu Maha Kuasa atau tidak?”
Di saat pertanyaan yang ketiga, tiba-tiba Syekh Abdul Qodir al-Jailani menangis tersedu. Beliau bersujud kepada Allah lalu berkata,”Demi Allah, wahai saudaraku, Allah itu Maha kuasa, Maha Kuasa, Maha Kuasa.”
Murid-murid Syekh Abdul Qadir al-Jaelani pun penasaran dan kebingungan. Lalu mereka memberanikan diri untuk bertanya, “Wahai Tuan Syekh, apa gerangan yang membuatmu menangis?”
Kemudian Syekh Abdul Qadir al-Jaelani menjawab pertanyaan muridnya dengan penuh perhatian dan hati tergetar, “Betul sekali si pemabuk itu. Pertanyaan terakhir yang menyebabkanku menangis karena takut kepada Allah. Kapan saja Allah mampu mengubah nasib seseorang termasuk diriku. Siapa yang bisa menjamin diriku bernasib baik, meninggal dalam keadaan husnul khotimah. Pertanyaan itu pula yang mendorongku untuk bersujud dan berdoa kepada Allah agar tidak menjadikanku merasa aman terhadap rencana Allah. Semoga Allah memelihara kesehatanku dan menutupi aibku.” Ujar Syeikh Abdul Qodir dihadapan murid-muridnya.
Setelah itu, Syekh Abdul Qodir Al-Jailani memerintahkan kepada murid-muridnya untuk membawa pemabuk itu ke pondok dan memandikannya. Mereka juga diperintahkan untuk memuliakan dan melayani dengan sebaik-baiknya.
Maka senantiasalah berdoa dalam sujud ketika shalat “Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku pada agama-Mu.
” يَا مُقَلِّبَ القُلُوْبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِيْنِكَ Wahai Zat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu.”
editor soleh muda dan fitra