Menu

Mode Gelap
Refleksi Reformasi: Presiden Soeharto Pahlawan Nasional..!!! Di JATMA ASWAJA, cukup Tokoh Besar Hanya Abah Lutfhi saja Gerakan Thoriqoh dan Ancaman Perpecahan Bangsa Abah Maulana Habib Lutfhi dapat Cindera Mata Batu Akik dari KERABAT Falsafah Aksi : Mengapa Satu Aksi Suaranya Lebih Keras dari Seribu Kata-kata?

Berita · 3 Jan 2025 03:49 WIB ·

Siklus Kebangkitan Kesultanan & Kerajaan di Nusantara : Mitos atau Klenik ?


 Siklus Kebangkitan Kesultanan & Kerajaan di Nusantara : Mitos atau Klenik ? Perbesar

Oleh Tubagus Soleh

Tangerang (babadbanten.com). Islam masuk ke Nusantara dengan cara yang unik dan berbeda dibandingkan dengan penyebarannya di Eropa. Pola dakwahnya menyerupai cara Nabi Muhammad SAW: damai, mampu beradaptasi, dan menjadi penentu arah kekuasaan tanpa tunduk pada penguasa.

Sebaliknya, di Eropa, Islam disebarkan melalui perang dan aneksasi wilayah kerajaan. Metode ini menimbulkan rasa takut, khawatir, dan dendam di kalangan para raja Eropa. Perlawanan senyap pun muncul, terutama dari kaum pastor yang notabene memiliki keterkaitan dengan Yahudi.


Islam di Andalusia: Pelajaran dari Keruntuhan Kekuasaan

1. Strategi Perlawanan Senyap di Andalusia

Di Andalusia, pusat kekuasaan Islam di Eropa, kaum agamawan Kristen yang memiliki hubungan dengan Yahudi menggunakan strategi perlawanan senyap. Mereka menggempur umat Islam dari dalam melalui kajian filsafat Yunani yang dimodifikasi.

Berbagai mazhab pemikiran, seperti Mutazilah, Jabariyah, dan Qodariyah, sengaja dijadikan alat untuk memecah belah umat. Akibatnya, konflik internal tak terhindarkan, dan saling mengkafirkan sesama Muslim menjadi hal yang umum.

Sementara itu, para pemimpin Islam sibuk dengan kemewahan dan pesta pora. Umat Islam semakin lemah, baik secara mental maupun spiritual. Dengan mudah, pemberontakan kaum pastoran melumat kekuasaan Islam di Andalusia.


2. Keruntuhan yang Menyisakan Luka

Tragedi di Andalusia menyisakan luka mendalam. Imperium Islam yang pernah berjaya harus menyerah pada kekuatan kaum Kristen. Istana Hamrah, simbol kejayaan Andalusia, jatuh ke tangan musuh. Jejak kejayaan Islam di Eropa pun lenyap, digantikan oleh kerajaan-kerajaan Kristen dan Katolik.


Islam di Nusantara: Kokoh Menghadapi Penjajahan

1. Islam yang Tumbuh dan Berakar Kuat

Berbeda dengan Andalusia, Islam di Nusantara tumbuh dan berakar sangat kuat. Selama hampir 400 tahun penjajahan bangsa Eropa, kiblat Islam Nusantara tidak bergeser ke Barat. Bahkan, umat Islam di Nusantara menjadi benteng hidup Islam dunia hingga kini.

Para penjajah berusaha mencabut akar Islam melalui berbagai cara, termasuk menciptakan konflik sosial dan menghapus kekuasaan politik para Sultan dan Raja. Namun, semua upaya tersebut tidak berhasil. Islam Nusantara tetap kokoh, berkat warisan dakwah para Walisongo.


2. Peran Kesultanan dan Proklamasi Kemerdekaan

Kesultanan dan kerajaan Islam di Nusantara memainkan peran penting dalam perjuangan kemerdekaan. Bersatunya para Sultan dan Raja dalam bingkai Negara Republik menghasilkan Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, yang bertepatan dengan 17 Ramadhan.

Imperium Nusantara kini bernama Indonesia, dengan dasar negara Pancasila yang menjadi wadah ideal bagi tumbuh kembangnya Islam Nusantara sebagai Islam rahmatan lil alamin.


Masa Depan Islam Nusantara: Mercusuar Dunia

1. Indonesia Sebagai Poros Kebangkitan Islam Dunia

Islam Nusantara memiliki potensi besar untuk menjadi poros kebangkitan Islam dunia. Raja Salman dari Arab Saudi dan negara-negara Islam lainnya seperti Pakistan dan Afghanistan mulai mempelajari Islam ahlussunnah wal jamaah yang berkembang di Indonesia.

Fakta ini menunjukkan bahwa Islam Nusantara telah menjadi contoh Islam yang damai, toleran, dan inklusif.


2. Revitalisasi Kesultanan dan Kerajaan

Untuk mendukung kebangkitan Islam Nusantara, institusi kesultanan dan kerajaan perlu direvitalisasi. Peran mereka sebagai jangkar umat harus diperkuat, dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Pancasila sebagai landasan utama.

Revitalisasi ini penting untuk menjaga warisan leluhur dan menghadapi serangan dari luar maupun dari internal yang bertujuan melemahkan mental spiritual umat Islam.


Kesimpulan

Dengan benteng dan pondasi yang telah ditanamkan para leluhur, Islam di Indonesia dan Nusantara memiliki peluang besar untuk menjadi pusat kebangkitan Islam dunia. Kebangkitan ini tidak hanya menandai masa depan yang cerah bagi Islam Nusantara tetapi juga menjadi contoh bagi dunia tentang Islam rahmatan lil alamin.

Saya yakin, Kesultanan dan Kerajaan di Nusantara akan bangkit kembali dalam semangat kebangsaan yang kokoh. Bagaimana dengan Anda?

Penulis adalah Ketua Umum Pucuk Umun BABAD BANTEN

Artikel ini telah dibaca 15 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Refleksi Reformasi: Presiden Soeharto Pahlawan Nasional..!!!

12 November 2025 - 10:06 WIB

Di JATMA ASWAJA, cukup Tokoh Besar Hanya Abah Lutfhi saja

11 November 2025 - 00:02 WIB

Gerakan Thoriqoh dan Ancaman Perpecahan Bangsa

4 November 2025 - 01:29 WIB

Abah Maulana Habib Lutfhi dapat Cindera Mata Batu Akik dari KERABAT

2 November 2025 - 14:53 WIB

Falsafah Aksi : Mengapa Satu Aksi Suaranya Lebih Keras dari Seribu Kata-kata?

2 November 2025 - 08:17 WIB

JATMA ASWAJA tumbuh Subur di Tanah Darul Aulia dan Darul Salatin Banten

2 November 2025 - 07:50 WIB

Trending di Agama Islam