Tangerang (babadbanten.com). Kurun Tiga tahun ini, jagad sosial politik nasional diwarnai tampilnya putera al-Bantani di pentas nasional.
Dua tahun yang lalu, seorang Kyai Muda dari Kresek Tangerang membuat jagad pernasaban menjadi haru biru. Beliau memaparkan antitesisnya dengan data, argumen serta logika yang sangat kokoh. Hingga kini Antitesis dari Kyai Imad yang menyatakan bahwa Klan Ba Alwi nasabnya tidak tersambung kepada Nabi Muhammad Saw belum bisa dibantah dengan data, argumentasi dan logika yang kuat dari pihak yang mendukungnya.
Di akhir tahun 2024 awal tahun 2025, putera al-Bantani kembali tampil mengharu hiru jagad politik perpagaran laut. Untuk yang ini sosoknya sangat unik. Beliau seorang nelayan dengan kehidupan yang sangat sederhana. Namun dalam panggung debat beliau mampu menampilkan dan menyajikan “logika rakyat” yang masuk akal. Namanya Holid Mikdar.
Tak ayal, dengan penuturan kang Holid Mikdar yang sederhana, masuk akal dan disertai visi spiritual yang kuat mampu meruntuhkan “logika antek oligarki” yang culas.
Sehingga kang Holid Mikdar mampu meyakinkan publik Banten dan mempesona publik nasional. Maka tak ayal lagi, dukungan terhadap “logika perlawanan” yang dituturkan oleh kang Holid Mikdar mendapatkan dukungan, sokongan dan sikap yang cepat dari pemerintah. Oligarki yang memagari laut Banten tanpa dasar “logika” pun akhirnya runtuh.
Sebagai manusia Banten, yang bertumpah darah di Banten kita patut bersyukur sekaligus menyadarkan kita semua, dari tampilnya putera albantani ini bahwa benih-benih “logika perlawanan” orang Banten masih tetap hidup. Dari zaman para Sultan Banten masih hidup hingga di zaman metaverse.
Fenomena kedua Putera al-Bantani yaitu Kyai Imad dan Kang Holid Mikdar adalah bukti nyata bahwa spirit perjuangan Sultan Ageng Tirtayasa, Syaikh Yusuf Al Makassari al-Bantani beserta seluruh pejuang Kesultanan Banten yang tetap setia pada perjuangan Sultan Ageng Tirtayasa hingga titik darah penghabisan masih ada.
Kita semua sudah menyaksikan sendiri. “Logika Perlawanan” putera-putera Albantani mampu meruntuhkan “Logika Oligarki” yang disokong “black shadow yang misterius”. (Red/ts/101).
editor soleh dan fitra