Kebesaran Kerajaan Mataram dengan segala warisan bangunan megah di Istana Plered hancur tidak tersisa oleh ganasnya pasukan pemberontak pimpinan Trunojoyo. Istana dan segala isinya diangkut, banyak prajurit terbunuh dan ditawan. Puluhan perempuan cantik, termasuk putri raja serta putri abdi dalem keraton, turut diangkut.
Awal Kejatuhan Mataram
Jaman keemasan Mataram berakhir kelam. Sejarah mencatat, Trunojoyo berhasil menyudahi kejayaan Kerajaan Mataram pada tahun 1677. Siapa Trunojoyo, dan bagaimana dia mampu memobilisasi pasukan pemberontak hingga meruntuhkan nama besar Mataram?
Kakek Trunojoyo berasal dari Madura. Pada tahun 1624, Sultan Agung mengekspansi wilayah ke bagian timur Jawa, termasuk Pulau Madura. Setelah menaklukkan Madura, Sultan Agung membawa sejumlah tawanan, salah satunya Raden Prasena, seorang bangsawan Madura yang disegani.
Asal-Usul Trunojoyo
Raden Prasena, yang menunjukkan kualitas luar biasa, dinikahkan dengan salah satu putri Sultan Agung. Ia kemudian menjadi menantu Sultan dan diberi gelar Panembahan Cakraningrat I serta ditugaskan menguasai Madura Barat. Dari keturunannya, lahirlah Trunojoyo. Setelah ayahnya tewas dalam pertempuran melawan Pangeran Alit pada 1665, Trunojoyo diasuh pamannya, Raden Undagan atau Cakraningrat II.
Namun, kehidupan di istana tidak selalu harmonis. Trunojoyo meninggalkan keraton karena cinta terlarang dengan putri pamannya mengancam jiwanya. Dia kemudian tinggal bersama Raden Kajoran, seorang ulama dan kerabat istana Mataram. Trunojoyo menikahi putri Raden Kajoran dan mulai terlibat dalam pemberontakan.