Menu

Mode Gelap
Refleksi Reformasi: Presiden Soeharto Pahlawan Nasional..!!! Di JATMA ASWAJA, cukup Tokoh Besar Hanya Abah Lutfhi saja Gerakan Thoriqoh dan Ancaman Perpecahan Bangsa Abah Maulana Habib Lutfhi dapat Cindera Mata Batu Akik dari KERABAT Falsafah Aksi : Mengapa Satu Aksi Suaranya Lebih Keras dari Seribu Kata-kata?

Berita · 28 Des 2024 00:13 WIB ·

Perjalanan Ruhani Syeikh Asnawi Caringin


 Perjalanan Ruhani Syeikh Asnawi Caringin Perbesar

Catatan Sufi oleh Syeikh Tubagus Fahman Arafat, Rois JATMAN Wustho Banten

Bagian pertama dari tiga tulisan

Awal Perjalanan Keruhanian Syeikh Asnawi

Jejak spiritual Syeikh Asnawi Caringin dapat ditelusuri melalui perjalanan tarekat yang beliau jalani bersama murid-muridnya hingga kini. Selain itu, riwayat para guru yang membimbingnya turut menjadi pijakan penting dalam memahami perjalanan ruhani beliau.

Membaca kisah keruhanian Syeikh Asnawi ibarat menyelami makna Al-Qur’an. Langkah demi langkah, keindahannya terasa, meskipun kita mungkin tidak sepenuhnya memahami rasa dan kelezatan spiritual yang terkandung di dalamnya. Hakikat sejati bukanlah hafalan, melainkan pengalaman batin yang dirasakan oleh ruhani.

Para Guru yang Membimbing Syeikh Asnawi

Syeikh Asnawi adalah murid kesayangan dari sejumlah guru ternama. Di antara guru-gurunya adalah:

  • Syeikh Abdul Karim Tanara al-Bantani, seorang ahli ma’rifat yang menjadi pembimbing tarekatnya.
  • Syeikh Nawawi Tanara al-Bantani, ahli syariat yang dikenal memiliki karunia kasyaf.
  • Syeikh Ahmad Jaha Anyer, seorang ahli tafsir dan katib dari Syeikh Nawawi.

Beliau mempelajari ilmu syariat kepada Syeikh Nawawi, sementara pembaiatan tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah diambil dari Syeikh Abdul Karim. Tafsir Al-Qur’an dipelajarinya kepada Syeikh Ahmad Jaha.

Ketekunan dan Kesabaran Syeikh Asnawi

Ketekunan dan kesabaran Syeikh Asnawi terlihat saat berguru kepada Syeikh Abdul Karim. Dalam sebuah riwayat, beliau tidak mendapatkan satu pun pertanyaan dari gurunya selama tiga tahun. Namun, beliau tetap bertahan dan tidak menyerah, meskipun perjuangan tersebut sangat berat. Setelah tiga tahun berlalu, gurunya akhirnya bertanya, “Nak, sudah habis beras berapa karung?”

Keteguhan hati ini membuat Syeikh Abdul Karim memberinya gelar “Kiai Agung.” Gelar ini juga menjadi pengakuan atas keikhlasan dan dedikasi Syeikh Asnawi terhadap perjalanan spiritualnya.

Artikel ini telah dibaca 68 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Refleksi Reformasi: Presiden Soeharto Pahlawan Nasional..!!!

12 November 2025 - 10:06 WIB

Di JATMA ASWAJA, cukup Tokoh Besar Hanya Abah Lutfhi saja

11 November 2025 - 00:02 WIB

Gerakan Thoriqoh dan Ancaman Perpecahan Bangsa

4 November 2025 - 01:29 WIB

Abah Maulana Habib Lutfhi dapat Cindera Mata Batu Akik dari KERABAT

2 November 2025 - 14:53 WIB

Falsafah Aksi : Mengapa Satu Aksi Suaranya Lebih Keras dari Seribu Kata-kata?

2 November 2025 - 08:17 WIB

JATMA ASWAJA tumbuh Subur di Tanah Darul Aulia dan Darul Salatin Banten

2 November 2025 - 07:50 WIB

Trending di Agama Islam