Catatan Sufi Syeikh Tubagus Fahman Arafat Rois JATMAN Wustho Banten
Banten (babadbanten.com). Jangan sibuk hanya mengumpulkan bibit, kalau tidak ada satupun yang ditanam. Syari’at ilmuNya, tarekat pengamalaNya, hakikat natijahNya, ma’rifat pengenalanNya. Guru berkata: Sunnatulloh Al-Qur’an. Sunnah para nabi alhadits’. Dan sunnah-nya para auliya Alloh itu mengamalkan tarekat-Nya.
Bagi seorang murid di dalam tarekat itu wajib mencari seorang guru dan pembimbing untuk membimbing ruhaninya agar sampai kepada hakikat yang dicarinya dan hakikat yang ditujunya. Sebab sesungguhnya tidak ada yang dituju di dalam tarekat-Nya melainkan Alloh.
Pengenalan manusia kepada Alloh sebagaimana pengenalannya kepada dirinya. Dan setelah manusia mengenal dirinya tentunya manusia akan mengenal siapa sesungguhnya Tuhannya. Dan setelah manusia mengenal Tuhannya, maka hilanglah dirinya, keinginan-keinginannya, nafsu dan syahwatnya, serta akan digantikan oleh qudroh dan irodahNya semata.
Nafsunya bukan lagi ammaaroh, lawwaamah, dan mulhimah melainkan digantikan menjadi nafsu yang Mutmainah, rodhiyah dan mardhiyah dan kasyifah kamilah. Walaupun jasad-nya bersama makhluk, tapi Ruh-nya bersama dengan Alloh kemana pun kakinya melangkah. Dan kesadaran ruhaninya semakin terpana dengan keesaanNya.
Kesadarannya berkata, sesungguhnya tidak ada yang ada, melainkan Alloh saja yang ada. Lalu diapun menyadari sesungguhnya dia bekerja bukan kepada makhluk, yang dicari bukan makhluk, dan akhirnya diapun menyadari sesungguhnya makhluk itu tiada, yang ada hanya tahalli dan tajalli sifat rohmaniyahNya saja. Yaa huu Siirulloh, yaa huu sifatulloh, yaa huu wujuudulloh. Wallohu’alam.
editor soleh dan fitra