Menu

Mode Gelap
Refleksi Reformasi: Presiden Soeharto Pahlawan Nasional..!!! Di JATMA ASWAJA, cukup Tokoh Besar Hanya Abah Lutfhi saja Gerakan Thoriqoh dan Ancaman Perpecahan Bangsa Abah Maulana Habib Lutfhi dapat Cindera Mata Batu Akik dari KERABAT Falsafah Aksi : Mengapa Satu Aksi Suaranya Lebih Keras dari Seribu Kata-kata?

Berita · 4 Sep 2025 02:02 WIB ·

Hidup Bukan Teka-teki Tapi Kepastian Takdir Tuhan


 Sekolah Filsafat Tubagus (SFT) Perbesar

Sekolah Filsafat Tubagus (SFT)

Sekolah Filsafat Tubagus

Hidup Bukan Teka-teki Tapi Kepastian Takdir Tuhan

Tangerang, Kamis 04/09/2025 (babadbanten.com). Kita diputuskan menjadi KhalifahNya di bumi adalah sebuah Takdir Tuhan. Dari zaman asalnya hingga zaman metaverse sekarang belum ada perubahan keputusan Takdir Tuhan tersebut.

Ya, kita masih tetap memegang mandat sebagai KhalifahNya, Wakil Tuhan di bumi ini.

Siapapun makhlukNya di bumi ini harus tunduk dan patuh pada aturan yang dibuat oleh kita bangsa manusia sebagai penguasa dan Pemimpin.

Kita Bangsa Manusia pemegang mandat tertinggi di bumi. Semua aturan hukum di bumi bangsa manusialah yang menentukan arah jalanNya.

Semuanya sudah jelas. Terang benderang. Tugas dari Tuhan buat bangsa Manusia sebagai KhalifahNya adalah memberikan mandat untuk menjaga, merawat dan memakmurkan bumi.

Hingga detik ini kita tidak pernah bertanya kepada Tuhan, mengapa Tuhan Yang Maha Kuasa, Penguasa Kerajaan di langit dan di bumi, Lahir Batin harus “menitipkan” kepada manusia untuk merawat bumi.

Apakah Tuhan terlalu sibuk dalam mengatur tata jagad alam semesta ataukah Tuhan sekedar butuh hiburan manusia dari “kepenatan” kesibukannya sebagai Tuhan.

Hanya Tuhanlah yang tahu jawabannya. Kita hanya wakil Tuhan dengan tugas spesifik di tempat yang sudah ditentukan. Yaitu BUMI.

Di bumi jelas. Meskipun berawal dari satu Bapak dan Ibu, Adam dan Hawa. Namun kemampuan manusia untuk berkembang Dengan kemampuan daya ciptanya yang luar biasa mampu membuat bumi menjadi ramai. Tempat hiburan yang paling indah.

Bahkan Surga Firdauspun kalah nyaman dengan keindahan bumi. Kata Kawanku, Bumi adalah Arsy ke delapan yang begitu Indah.

Begitu pun dengan bangsa manusia, meskipun termasuk penghuni baru di bumi, perkembangan rupa-rupa wajah, pikiran ideologi, adat istiadat dan segala macamnya sudah jauh berkembang.

Manusia bisa menjadi apapun. Bisa berubah sesuai keinginannya. Dan mampu mencapai puncak kesuksesannya yang paling mustahil bisa diraih oleh bangsa manapun di jagad alam semesta ini termasuk oleh Bangsa Malaikat. Tapi Manusia mampu. (Tubagus Soleh, Siswa Sekolah Filsafat Tubagus (SFT))

Artikel ini telah dibaca 11 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Refleksi Reformasi: Presiden Soeharto Pahlawan Nasional..!!!

12 November 2025 - 10:06 WIB

Di JATMA ASWAJA, cukup Tokoh Besar Hanya Abah Lutfhi saja

11 November 2025 - 00:02 WIB

Gerakan Thoriqoh dan Ancaman Perpecahan Bangsa

4 November 2025 - 01:29 WIB

Abah Maulana Habib Lutfhi dapat Cindera Mata Batu Akik dari KERABAT

2 November 2025 - 14:53 WIB

Falsafah Aksi : Mengapa Satu Aksi Suaranya Lebih Keras dari Seribu Kata-kata?

2 November 2025 - 08:17 WIB

JATMA ASWAJA tumbuh Subur di Tanah Darul Aulia dan Darul Salatin Banten

2 November 2025 - 07:50 WIB

Trending di Agama Islam