Catatan Sufi Syeikh Tubagus Fahman Arafat Caringin Pandeglang Banten
Pandeglang (babadbanten.com). Ada cerita menarik di dalam perjalanan penulis, cerita ini disampaikan oleh seorang Ikhwan: seorang alim (kiyai) dan seorang pelacur tertukar tempatnya di akhirat. Kiyai ada di neraka sedangkan pelacur ada di surga. Sehingga para malaikat pun merasa kebingungan dan berusaha menemui Kedua orang tersebut di tempatnya masing-masing.
Ketika ditanya oleh Malaikat mengapa njenengan ada di surga padahal pekerjaan njenengan pelacur? Dengan tenang pelacur itu pun menjawab kepada malaikat, “aku berbuat itu karena terpaksa, karena aku sudah ditinggalkan oleh suamiku dan aku mengurus anak-anakku seorang diri. Sampai suatu ketika aku sedang kehausan dan aku pergi ke satu buah sumur yang hanya tersisa satu tegukan air untuk aku minum. Tapi sesaat aku mau menghilangkan dahagaku, ada seekor anjing yang mendekatiku, dan keadaannya sama sepertiku, maka aku pun berikan air minum itu untuk anjing tersebut sedangkan aku masih tetap kehausan”, Tutur pelacur tersebut.
lebih lanjut pelacur menjelaskan,” Dan ketika aku sedang berdiri di tempat aku biasa mangkal, maka lewatlah seorang kiyai, dia terus berjalan tanpa menengok kepadaku dan dia berlalu tanpa bertanya kepadaku barang sepatah katapun, padahal aku berharap dia dapat membimbing aku ke jalan yang semestinya. Dan pada akhirnya aku pun bertaubat”, Ucap Sang Pelacur.
Dari kejadian itulah Allah Yang Maha Rahiim, tutur sang pelacur, Maka Alloh dengan itu memasukan aku ke surgaNya. Sedangkan kiyai yang berada di neraka ketika ditanya oleh para malaikat mengakuinya, dan mengatakan bahwa dia di dunia merasa sombong dengan ibadahnya dan dengan ilmunya sehingga merendahkan seorang pelacur yang seharusnya dia bimbing.
“tapi aku tidak melakukan tugasku sehingga Alloh memasukan aku ke dalam nerakaNya”, tutur Sang Kyai. Naudzubillahimindzaalik.
Semoga Alloh menjadikannya pelajaran buat kita yang masih hidup di dunia dan Alloh menjaga kita dari segala macam dosa dan mengampuni-Nya. Aamiin Allohumma aamiin. Wallohu’alam. (red/tsm/101)
editor tsm 101
















