Catatan Sufi oleh Syeikh Tubagus Fahman Arafat, Rois JATMAN Wustho Banten
Hubungan Kekerabatan Ulama Terkemuka
Syeikh Agung Asnawi Caringin dikenal memiliki hubungan kekerabatan dengan ulama terkemuka di Banten. Salah satunya adalah Abuya Hasan Armin Cibuntu. Putra beliau, Syeikh Ahmad Kadzim, menikah dengan Hj. Enok Maryam binti Abuya Hasan Armin Cibuntu. Pernikahan ini menghasilkan satu putra dan dua putri meskipun kemudian berakhir dengan perpisahan.
Istri kedua Syeikh Agung Asnawi, Hajjah Ratu Saribanun, juga berasal dari Kadujami, Menes, Pandeglang, Banten. Dua putri Syeikh Ahmad Kadzim kemudian dinikahkan dengan saudara-saudara Abuya Hasan Armin di Caringin, sementara putra pertama mereka meninggal di usia muda.
Kehidupan dan Keturunan Abuya Hasan Armin Cibuntu
Abuya Hasan Armin Cibuntu lahir di Lampung pada tahun 1880 dan wafat pada Rabu, 30 November 1988, pukul 03.10 WIB. Beliau dimakamkan di belakang Masjid Al-Hasaniah, Kampung Cibuntu. Beliau merupakan keturunan ke-14 Sultan Hasanuddin Banten. Ayahnya, Haji Moch. Thohir, seorang ulama terkenal dari Lampung, sementara ibunya, Hj. Siti Sofiah, berasal dari Ciomas, Serang. Abuya Hasan menjadi yatim piatu sejak usia lima tahun.
Abuya Hasan adalah anak bungsu dari tiga bersaudara. Ketika ayahnya menanyakan cita-cita mereka, Abuya Hasan menjawab ingin menjadi seorang kiai. Jawaban ini terbukti dalam perjalanan hidupnya. Selain menjadi ulama, beliau juga menguasai ilmu bela diri dan dikenal sebagai kiai yang kaya.
Perjalanan Pendidikan dan Dakwah
Abuya Hasan memulai pendidikannya di pesantren Barugbug, Ciomas. Suatu hari, saat berkunjung ke Cibuntu, suara merdu beliau saat adzan menarik perhatian lurah desa. Lurah tersebut kemudian menikahkan putrinya dengan Abuya Hasan dan menjanjikan keberangkatan ke Makkah untuk menimba ilmu.
Di Makkah, Abuya Hasan belajar kepada guru-guru besar, termasuk Syeikh Nawawi Tanara Al-Bantani dan Kiai Hasan Lengkong, seorang ahli falak. Nama “Hasan” yang melekat pada beliau berasal dari gurunya tersebut. Perjalanan spiritualnya meliputi Makkah, Madinah, Palestina, dan Baghdad, yang ditempuh sebagian besar dengan berjalan kaki.
Kiprah dalam Perjuangan
Selama di Makkah, Abuya Hasan ikut serta dalam peperangan sebagai tentara Sabilillah dengan pangkat kapten pada masa Raja Syarif Husen. Beliau juga diakui sebagai veteran oleh Kerajaan Saudi Arabia. Perjalanan ke Madinah, Palestina, dan Baghdad dilakukan sebagai bentuk tapak tilas Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW.
Saat penjajahan Jepang, Abuya Hasan aktif berdakwah bersama tokoh nasional seperti Soekarno dan Hatta. Dalam perjuangan Irian Barat, beliau memberikan kontribusi besar secara spiritual atas dasar pemerintahan Presiden Soekarno.
Kesimpulan
Kisah hidup Abuya Hasan Armin Cibuntu merupakan teladan luar biasa dalam bidang keilmuan, dakwah, dan perjuangan. Dari pendidikan, perjalanan spiritual, hingga kontribusi dalam perjuangan melawan penjajah, beliau meninggalkan warisan yang sangat berharga bagi generasi penerus.