Menu

Mode Gelap
Refleksi Reformasi: Presiden Soeharto Pahlawan Nasional..!!! Di JATMA ASWAJA, cukup Tokoh Besar Hanya Abah Lutfhi saja Gerakan Thoriqoh dan Ancaman Perpecahan Bangsa Abah Maulana Habib Lutfhi dapat Cindera Mata Batu Akik dari KERABAT Falsafah Aksi : Mengapa Satu Aksi Suaranya Lebih Keras dari Seribu Kata-kata?

Berita · 26 Jul 2025 02:23 WIB ·

Menjadi Komunikator Ulung Bisa dipelajari


 Tiga Presiden RI yang memiliki visi Besar Perbesar

Tiga Presiden RI yang memiliki visi Besar

Menjadi Komunikator Ulung Bisa dipelajari

Bicara asal-asalan bisa membuatmu kehilangan kesempatan seumur hidup

Tangerang, 24/07/2025 (babadbanten.com). Penelitian dari Harvard Business Review menunjukkan bahwa 91 persen pemimpin yang dianggap inspiratif adalah komunikator yang hebat. Namun menariknya, mereka bukan dilahirkan dengan bakat retorika, melainkan melatihnya dengan teknik yang bisa dipelajari siapa pun. Artinya, kualitas komunikasi bukan warisan genetik, tapi hasil dari strategi.

Di meja wawancara kerja, dua orang dengan CV serupa duduk berdampingan. Yang satu menjawab dengan datar dan ragu. Satunya menjawab dengan cerita yang ringkas tapi mengena, penuh percaya diri tapi tidak berlebihan. Yang dipilih? Bukan yang paling pintar, tapi yang paling bisa menyampaikan pikirannya dengan berkelas.

Komunikasi yang baik bukan soal banyak bicara. Tapi soal tahu kapan harus diam, bagaimana menyampaikan, dan bagaimana membuat orang merasa dihargai. Carmine Gallo dalam Talk Like TED menyebutnya “emotional contagion” kekuatan menyampaikan pesan dengan gairah dan kejelasan yang menular ke audiens.

Inilah tujuh langkah yang membuat siapa pun, tak peduli latar belakang atau profesinya, bisa jadi komunikator yang berkelas.

1. Temukan “mengapa”-mu saat bicara

Gallo menekankan bahwa pembicara terbaik tahu alasan terdalam kenapa mereka bicara. Sebuah pesan jadi kuat bukan karena fakta, tapi karena urgensi personal. Saat kamu tahu alasan emosional mengapa kamu menyampaikan sesuatu, audiens akan merasa terhubung. Komunikator yang berkelas bukan cuma menyampaikan ide, tapi juga semangatnya.

2. Bangun narasi, bukan laporan

Jay Heinrichs dalam Thank You for Arguing mengatakan, otak manusia lebih mudah menerima cerita daripada argumen datar. Ubah data jadi kisah. Ubah pendapat jadi pengalaman. Narasi menciptakan koneksi emosional. Bahkan dalam diskusi serius, narasi yang kuat lebih efektif dari logika kaku.

3. Kuasai ritme dan jeda

Orang sering mengira bicara cepat itu tanda pintar. Salah. Bicara cepat bisa membuat audiens lelah. Olivia Fox Cabane menunjukkan bahwa orang yang karismatik justru tenang dan tahu kapan berhenti. Jeda menciptakan kesan kendali. Dalam komunikasi, keheningan yang pas bisa lebih kuat dari seribu kata.

4. Dengarkan seperti ingin mengerti, bukan membalas

Komunikator yang berkelas tidak sibuk menyiapkan balasan saat orang lain bicara. Ia hadir penuh. Cabane menyebut ini sebagai presence. Hadir utuh dalam percakapan membuat lawan bicara merasa dihargai. Dan rasa dihargai adalah mata uang tertinggi dalam komunikasi.

5. Pilih diksi yang membangkitkan imajinasi

Gallo membedakan antara bahasa teknis dan bahasa yang menggugah. Kalimat seperti “kita akan mengubah cara orang hidup” jauh lebih kuat daripada “kita sedang meningkatkan efisiensi sistem”. Komunikator kelas atas tahu bahwa kata-kata membentuk dunia pikir orang lain. Dan mereka memilih kata dengan sengaja.

6. Kendalikan nada, bukan volume

Nada yang konsisten dan hangat menciptakan kredibilitas. Heinrichs menekankan pentingnya tone of ethos nada yang mencerminkan karakter. Komunikator hebat tak perlu berteriak untuk didengar. Nada yang stabil dan berkelas lebih memikat daripada volume yang tinggi.

7. Latih komunikasi dalam konteks sosial sehari-hari

Komunikator sejati tidak hanya bersinar di panggung, tapi juga di meja makan, dalam obrolan santai, dan bahkan saat minta maaf. Gunakan percakapan harian sebagai laboratorium latihan. Gagal di ruang kecil hari ini lebih baik daripada gagal di panggung besar nanti.

Komunikasi yang berkelas tidak bergantung pada bakat lahir, tapi pada cara berpikir dan cara berlatih. Kamu bisa jadi orang yang disegani, didengarkan, dan diingat, jika tahu cara membangun komunikasi yang berakar pada kejelasan, kehangatan, dan kredibilitas.

Di antara tujuh langkah ini, mana yang paling ingin kamu kuasai lebih dulu?(red/babadbanten.com)

Editor : TS101

Artikel ini telah dibaca 4 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Refleksi Reformasi: Presiden Soeharto Pahlawan Nasional..!!!

12 November 2025 - 10:06 WIB

Di JATMA ASWAJA, cukup Tokoh Besar Hanya Abah Lutfhi saja

11 November 2025 - 00:02 WIB

Gerakan Thoriqoh dan Ancaman Perpecahan Bangsa

4 November 2025 - 01:29 WIB

Abah Maulana Habib Lutfhi dapat Cindera Mata Batu Akik dari KERABAT

2 November 2025 - 14:53 WIB

Falsafah Aksi : Mengapa Satu Aksi Suaranya Lebih Keras dari Seribu Kata-kata?

2 November 2025 - 08:17 WIB

JATMA ASWAJA tumbuh Subur di Tanah Darul Aulia dan Darul Salatin Banten

2 November 2025 - 07:50 WIB

Trending di Agama Islam