Menu

Mode Gelap
Refleksi Reformasi: Presiden Soeharto Pahlawan Nasional..!!! Di JATMA ASWAJA, cukup Tokoh Besar Hanya Abah Lutfhi saja Gerakan Thoriqoh dan Ancaman Perpecahan Bangsa Abah Maulana Habib Lutfhi dapat Cindera Mata Batu Akik dari KERABAT Falsafah Aksi : Mengapa Satu Aksi Suaranya Lebih Keras dari Seribu Kata-kata?

Agama Islam · 24 Jul 2025 06:19 WIB ·

Membincangkan Asal usul Kampung Rawasaban


 Ki Buyut Haji Tubagus Lapor Pendiri Kampung Rawasaban Dzuriat Sultan Banten Perbesar

Ki Buyut Haji Tubagus Lapor Pendiri Kampung Rawasaban Dzuriat Sultan Banten

Membincangkan Asal usul Kampung Rawasaban

Tangerang, kamis 24/07/2025 (babadbanten.com). Kampung Rawasaban masuk dalam wilayah Desa Suryabahari Kecamatan Pakuhaji Kabupaten Tangerang Provinsi Banten. Boleh dikata, Warga Kampung Rawasaban merupakan warga inti di Desa Suryabahari. Karena warga asli Desa Suryabahari dengan jumlah terbesar adalah kampung Rawasaban. Tidak ada Desa Suryabahari tanpa kampung Rawasaban.

Menariknya, mayoritas warganya tidak tahu asal usul nama kampung Rawasaban. Karena memang sesepuh kampung tidak menceritakan sejarah kampung tersebut. Pertanyaan sederhananya, mengapa dinamai Rawasaban?

Bila kita merujuk pada referensi penamaan sebuah kampung biasanya ada beberapa faktor. Pertama Faktor geografis, flora dan fauna setempat, peristiwa penting, tokoh kampung, mata pencaharian dan doa serta harapan masyarakat kampung.

Kampung Rawasaban bila mengacuh dari unsur faktor tersebut, penamaan Rawasaban  mengacu pada dua hal. pertama faktor geografi dan tokoh kampung. Faktor geografi jelas mengacuh pada kondisi alam yang berrawa-rawa. Di Kampung Rawasaban dulu ada rawa besar yang banyak sekali ikannya. Ada ikan betok, sepat, lele rawa, gabus dan banyak lagi. Bahkan ikan di rawa tersebut tidak habis sampai datang musim hujan selanjutnya.

Sedangkan faktor nama tokoh dibalik nama kampung Rawasaban ada dua versi. Pertama, versi pertama mengatakan bahwa kata Saban adalah nama yang disematkan ke kampung ini karena kampung ini pernah disinggahi oleh Pangeran Sabakingking yang kelak dikemudian hari menjadi Raja Banten Pertama yang bergelar Maulana Hasanudin. Menurut penjelasan sumber tersebut kata Saban adalah lakob dari Sabakingking. Jadi untuk mengingatkan sebuah peristiwa besar yaitu kunjungan Putera Mahkota Kerajaan Cirebon dikampung tersebut maka diabdikan menjadi sebuah nama kampung. Yaitu Kampung Rawasaban.

Untuk Versi kedua menjelaskan Nama Rawasaban merupakan nama yang diambil dari tokoh sepuh Kampung yaitu Raden Sadrun atau Raden Saderun. Beliau merupakan ayah dari Raden Nyai Fatimah. Yang menikah dengan seorang bangsawan dzuriat Kesultanan Banten yaitu Haji Tubagus Sulaiman yang lebih dikenal dengan panggilan Ki Buyut Haji Tubagus Lapor.

Nama Saban berasal dari nama Sadrun. Karena dialek kampung berubah menjadi Saban. Hal ini bisa dipahami karena memang kebiasaan orang kampung sering berubah antara yang tertulis dengan yang terucap dan yang menjadi dialek sehari-hari. Seperti nama yang tertulis Solihin orang kampung terbiasa dengan memanggilnya Iing. Banyak contoh yang berubah dialek karena lidah atau kebiasaan orang kampung tersebut. Hal tersebut tidak terkecuali dengan perubahan nama Sadrun menjadi Saban.

Lebih lanjut versi kedua menjelaskan bahwa nama kampung ini berasal dari nama Raden Saderun sangat bisa dipahami dan masuk akal. Sebab Ki Raden Saderun merupakan bangsawan dan nasabnya tersambung pada penguasa Tangerang saat itu yaitu Raden Aria Yudhanegara bin Raden Aria Wangsakara yang secara lebih tingginya lagi tersambung  kepada Syekh Datuk Kahfi dan Maharaja Prabu Siliwangi.

Lebih simpelnya, orang akan mengingat bahwa dikampung ini yang banyak sawah dan rawanya, karena di kampung rawasaban ini ada anaknya Ki Raden Sadrun yang bernama Raden Nyi Fatimah. Maka kemudian kampung ini dikenal menjadi Kampung Rawa tempat anak Ki Raden Sadrun tinggal. Maka untuk gampangnya dialeknya menjadi Rawasaban hingga sekarang. (redaksi babadbanten.com).

editor : tubagus soleh (TS).

 

Artikel ini telah dibaca 64 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Refleksi Reformasi: Presiden Soeharto Pahlawan Nasional..!!!

12 November 2025 - 10:06 WIB

Di JATMA ASWAJA, cukup Tokoh Besar Hanya Abah Lutfhi saja

11 November 2025 - 00:02 WIB

Gerakan Thoriqoh dan Ancaman Perpecahan Bangsa

4 November 2025 - 01:29 WIB

Abah Maulana Habib Lutfhi dapat Cindera Mata Batu Akik dari KERABAT

2 November 2025 - 14:53 WIB

Falsafah Aksi : Mengapa Satu Aksi Suaranya Lebih Keras dari Seribu Kata-kata?

2 November 2025 - 08:17 WIB

JATMA ASWAJA tumbuh Subur di Tanah Darul Aulia dan Darul Salatin Banten

2 November 2025 - 07:50 WIB

Trending di Agama Islam