Mengapa Raffles Diutus ke Kesultanan Banten? Sebuah Catatan Sejarah Nusantara
Argyre: Kota Perak yang Melegenda
Banten, atau Argyre dalam catatan Ptolemy tahun 199 M, telah dikenal sebagai pusat pengolahan logam perak. Tradisi ini mencakup pembuatan perhiasan hingga kebutuhan sehari-hari. Peta Ptolemy menunjukkan bahwa tradisi metalurgi sudah hidup selama berabad-abad di Nusantara.
Bukan hanya Ptolemy, Tome Pires, seorang penjelajah Portugis, juga mencatat adanya pelabuhan penting dari Pandeglang, Merak, hingga Sunda Kelapa. Pelabuhan ini menjadi pusat perdagangan hasil bumi Nusantara seperti lada, padi, dan keris. Hal ini membuktikan bahwa hilirisasi sumber daya alam dan teknologi metalurgi telah mengakar dalam masyarakat Nusantara sejak lama.
Kehadiran Thomas Stamford Raffles di Banten
Thomas Stamford Raffles diutus menggantikan Herman Daendels setelah kekalahan Prancis oleh Inggris. Herman Daendels memimpin Hindia Belanda pada 1808-1811, masa pemerintahan Sultan Aliyudin Almafakhir, Sultan Banten ke-14. Sementara itu, Raffles memimpin pada 1811-1816, di masa pemerintahan Sultan Safiyudin, Sultan Banten ke-15.
Bangsa-bangsa Barat seperti Romawi, Yunani, Mesir, hingga Eropa modern terus mengunjungi Nusantara. Manuskrip Mesir Kuno bahkan mencatat perjalanan besar Cleopatra ke Negeri “Po’on,” yang dipercaya merujuk pada Nusantara.
Mengapa Nusantara Menarik Minat Dunia?
Nusantara menjadi tujuan kunjungan bangsa-bangsa dunia karena berbagai alasan, di antaranya:
- Pusat Peradaban Tinggi
Nusantara dikenal sebagai negeri dengan tata kelola masyarakat yang terstruktur, mulai dari Rahayu Tinemu (RT) hingga Kerajaan. - Kekayaan Sumber Daya Alam
Rempah-rempah, mineral, serta hasil bumi lainnya menjadi daya tarik utama bangsa-bangsa asing. - Teknologi Unggul
Nusantara telah mengembangkan teknologi canggih, seperti:- Metalurgi: Pengolahan logam menjadi senjata seperti keris dan kujang, serta alat musik gamelan.
- Energi: Bahan baku mineral energi seperti thorium dan paladium digunakan oleh leluhur Nusantara.
- Konstruksi: Teknologi melunakkan batu untuk membangun candi, piramida, dan pura.
- Kesehatan: Pengobatan berbasis kearifan lokal.
- Tauhid: Pusat ajaran keimanan dengan nilai spiritual tinggi.
Rahasia Istana Matahari di Ciomas, Banten
Banten dipercaya sebagai pusat peradaban besar pada masa lalu. Di Ciomas, konon terdapat istana yang seluruhnya terbuat dari emas, dikenal sebagai “Palace of Sun Empire.” Inilah misteri yang coba diungkap oleh Daendels dan Raffles.
Selain itu, konsesi tanah Banten-Sukabumi-Bogor (eks Salakanagara) menjadi fondasi sistem agraria modern. Hal ini berdampak pada perubahan struktur negara-negara bekas Romawi seperti:
- Republik Inggris menjadi Kerajaan Inggris (UK).
- Republik Batavia menjadi Kerajaan Belanda.
- Republik Spanyol menjadi Kerajaan Spanyol.
Kode Banten 101: Masa Lalu, Kini, dan Mendatang
Saat Banten menjadi pusat kejayaan peradaban, dikenal dengan istilah “kode 1.” Ketika peradaban tersebut dianggap hilang, disebut “kode 0.” Di masa depan, jika peradaban Banten bangkit kembali, akan disebut “kode 1” lagi.
Istilah “Banten 101” sering digunakan untuk merujuk pada siklus ini. Bahkan, penomoran kendaraan di Indonesia dimulai dari huruf “A” untuk Banten, mengingat statusnya sebagai awal dari peradaban besar Nusantara.
Kesimpulan: Pesona Abadi Nusantara
Kekayaan alam, teknologi, dan peradaban tinggi menjadikan Nusantara pusat perhatian dunia sejak zaman kuno. Kunjungan Thomas Stamford Raffles ke Banten bukan sekadar misi administratif, tetapi juga pencarian jejak kejayaan Nusantara yang misterius. Hingga kini, Banten tetap menjadi simbol kebangkitan peradaban yang berpotensi memimpin dunia.