Falsafah Aksi : Mengapa Satu Aksi Suaranya Lebih Keras dari Seribu Kata-kata?
Tangerang, Ahad 02/11/2025 (babadbanten.com). Seribu Teori tidak pernah merubah keadaan. Begitu pun seribu panggung dakwah tidak akan bisa merubah keadaan.
Namun Satu tindakan aksi langsung berdampak besar bagi terwujudnya perubahan.
Banyak contoh yang sudah sering kita lihat dengan nyata.
Gerakan Rakyat 98 yang berintikan para Mahasiswa mampu merobohkan dinding despotik otorian Orde Baru.
Tidak terbayangkan sebelumnya oleh siapapun, rezim yang begitu kokoh dan kuat di topang oleh Kekuatan Militer Solid, Birokrasi yang ABS dan rakyat yang acuh tak acuh akhirnya bisa ditumbangkan oleh sebuah gerakan Mahasiswa.
Padahal gerakan Mahasiswa 98 hanya menuntut Tiga Hal saja. Pertama Hapus Prilaku KKN dalam kehidupan Birokrasi. Kedua, Turunkan Harga Bahan Pokok dan ketiga Adili Soeharto dan Kroni2nya.
Ketiga tuntutan tersebut ternyata mampu menggerakkan seluruh potensi kekuatan anak bangsa yang mencita-citakan Perubahan. Dalam bahasa aksi saat itu, massa aksi mengingankan Reformasi Total dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sehingga tumbuh baru kehidupan berdemokrasi yang sehat.
Yang menarik bagi kita adalah seandainya tidak ada keberanian Kaum Muda Mahasiswa untuk melakukan demonstrasi apakah mungkin terjadi Reformasi dalam kehidupan sosial politik bangsa dan birokrasi seperti yang kita nikmati saat ini?
Begitu pun dengan perubahan-perubahan sosial politik di belahan dunia lain. Pasti dimulai dari Aksi maka perubahan niscaya akan terjadi.
Sekecil apapun sebuah tindakan akan memicu terjadinya perubahan.
Orang bijak mengatakan, Tindakan lebih keras berbicara daripada seribu kata-kata tanpa aksi nyata.
Dalam Bahasa Agama, kata Iman selalu disertai dengan kata Amal Soleh. Iman tanpa Amal Soleh hanyalah Iman tanpa buah.
Jadi bertindaklah, Karena tindakanmu lebih keras dari teriakanmu…!
Penulis Tubagus Soleh, Santri Sekolah Filsafat Tubagus
















