BENARKAH KEUANGAN DUNIA TERKUNCI TOTAL?
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump (periode pertama sebelum Joe Biden) sampai dua kali meminta Ratu Elizabeth II Inggris sebagai Ketua The Committee 300 (ketika masih hidup) agar rekening induk di Federal Reserve (FED) dicairkan. Karena didalamnya ada uang Donald Trump bersama 300 raja dan konglomerat dunia lainnya. Jawaban sang Ratu sama; hanya orang Indonesia yang bisa melakukannya. Bahkan Bos Pentagon datang ke Presiden Indonesia akhir tahun lalu (waktu itu masih Joko Widodo) untuk meminta dipertemukan dengan orang Indonesia yang bisa mencairkan aset AS di Wells Fargo bernilai ratusan triliun dollar AS. Juga tak menemukan jawabannya.
Oleh: Safari Ans
Jakarta, Rabu 09/04/2025 (babadbanten.com). Rencana pengambilalihan (take over) aset Nusantara yang tersimpan dalam perbankan sudah lama direncanakan dan berjalan hingga kini. Dan dilakukan berkali-kali. Pertama dilakukan tahun 1965 seiring dijatuhkannya Soekarno selaku Presiden RI, setelah upaya pembunuhan beberapa kali di tanah air, gagal.
Kedua, dengan menokohkan Dr Ray C Dam (seorang ilmuwan) sebagai ahli sistem yang dibangun Soekarno, juga gagal. Ketiga, World Bank Group bersama IMF menokohkan King Anthony Santiago Marthin (King ASM) sebagai pengganti Soekarno pada periode 2007-2017. Juga gagal. King ASM mengundurkan diri dari permainan ini pada Februari 2017. Keempat, sekitar lima tahun lalu, Kejaksaan Agung Amerika Serikat setuju take over aset Nusantara oleh kelompok Rothschild. Juga gagal.
Kini M1 (Soekarno) kunci total seluruh aset dunia yang berhubungan dengan aset Nusantara sejak Oktober 2024 lalu. Kini dunia mati suri. Seluruh negara di dunia kesulitan likuiditas. Terpaksa melakukan efisiensi di segala bidang. Sepertinya Indonesia terkena dampaknya. (catatan penulis artikel ini, Red).
***
David E Robinson dalam bukunya “The Knights Templar, History of World Banking From an Asean Perspective” membenarkan upaya take over aset Nusantara itu. “How it has been used since 1965 when the banking cartel took control and hijacked it all”. Ia menjelaskan, bahwa kondisi itu terjadi ketika Bank Vatikan sedang memainkan peran penting aset Nusantara bersama Bank of England (BOE) dibawah pimpinan Rothschirlds, Bank International for Settlement (BIS), dan Federal Reserve Bank (FED).
Cara kerja mereka menurut David, setiap pendanaan makro yang ada dalam sistem perbankan BOE, FED, dan BIS harus ditandai. Bank Vatikan bertugas sebagai pemilihara catatan tidak resmi dan mempunyai peran yang besar dalam permainan ini.
BOE sebenarnya memiliki FED (pemegang saham) dan tidak ada yang bisa dilakukan tanpa persetujuannya. The FED mendanai semua bank-bank di dunia seperti ABN-AMRO, HSBC, CitiBank, dan lainnya. Bank-bank utama ini akan meminjamkan uangnya ke berbagai perusahaan di seluruh dunia. Khususnya menargetkan perusahaan multinasional.
Mereka dapat dikelompokan bersama pada era kepentingan dan tidak peduli darimana mereka berasal karena sesungguhnya sumber utama pendanaan mereka adalah sama. Setidaknya ada 500 (lima ratus perusahaan) yang bergerak di bidang bank, minyak dan gas, medicine food, bangunan, dan chemicals.
FED juga memiliki yayasan yang sangat besar (seperti Rockefeller Foundations, Red) yang dapat melakukan investasi langsung ke perusahaan multinasional yang sama. Dalam dunia keuangan, yayasan-yayasan ini akan dilihat sebagai uang yang diciptakan oleh lembaga keuangan. Dengan bermain dua kaki seperti itu, mereka mempunyai keuntungan dari apapun yang terjadi diantara perusahaan-perusahaan tersebut.
BOE atau FED juga memiliki pandangan yang sama untuk dapat memanfaatkan dana M1 (Soekarno) yang sangat besar, yang telah tersusun (were setup) tahun 1964, untuk membangun dunia (setelah pidato Soekarno di PBB, Red). Sekarang mereka siap bekerja memanfaatkan dana tersebut.
Dalam kondisi itu, sangat mudah dipahami bagaimana seorang John F Kennedy (JFK) dan saudaranya Robert Kennedy melihat hal ini sebagai misi mereka untuk memperingatkan dunia dari kekauasan gelap yang sedang tumbuh tersebut. Mereka menyebutnya “The Industrial or Military Complex” yang mereka pahami akan mengambil alih kontrol terhadap AS (Amerika Serikat) dan dunia.
Mereka mencari jalan terbaik yang dapat dilakukan untuk membatasi pencapaian mereka (kartel bank, Red) itu. Naas, keduanya membayar dengan nyawanya karena terbunuh (JFK ditembak 22 November 1963 di Dollar AS, hanya delapan hari setelah JFK teken perjanjian dengan Soekarno – Green Hilton Memorial- Red).
Jadi, sebanarnya bank-bank secara sistematis meminjamkan uang kepada rezim-rezim yang mereka ketahui akan mencari pinjaman agar produk-produk mereka laku (khususnya persenjataan, Red). Niat begitu, untuk meyakinkan negara tersebut yang pada akhirnya hutang-hutang itu tidak pernah dibayar kembali. Hanya sektor militer dan diktator korup yang akan meminta pinjaman hutang dengan cara demikian.
Kemudian dana yang telah disiapkan untuk membangun kembali dunia tahun 1946, sekarang berakhir di kantong-kantong para pemilik perusahaan multinasional. Kenyataan tulis David, uang yang dipinjamkan kepada bangsa-bangsa tidak pernah pergi meninggalkan New York. Mereka hanya bergerak dari satu rekening ke rekening berikutnya yang menyebabkan negara peminjam menanggung hutang yang sangat besar.
Ekonomi Hitman
Lalu David E Robinson menyarankan untuk membaca buku “Confession of an Economic Hitman” (Kesaksian Para Perusak Ekomomi) untuk mrngetahui pandangan dari dalam. Sekitar 20-30 tahun kemudian, rezim militer yang digantikan oleh pemerintahan yang demokratis kemudian melakukan hal yang benar. Tetapi mereka tidak dapat membayar kembali hutang-hutang tersebut. Lalu mengajukan pendakatan secara terhormat kepada bank-bank dengan perkataan; “Apa yang bisa saya lakukan”. Dengan memaklumi adanya krisis dan berpikir hati-hati disajikan konsep “Swaps” (penghapusan hutang).
Hal ini berarti bahwa perusahaan multinasional akan mrmbayar untuk membeli apapun yang bernilai di negara itu, tetapi bayarnya ke bank. Sekali lagi, tulis David, uang tidak pernah meninggalkan New York tetapi hanya beralih dari satu rekening ke rekening lainnya. Tetapi semua; hak tambang mineral, hak tambang minyak, hak penebangan hutan, dan apapun yang bernilai di negara itu sekarang menjadi milik perusahaan multinasional tadi.
Semua pada akhirnya mutlak dimiliki dan kontrol para pemilik BOE atau FED. Dengan menggunakan sebuah sistem dimana mereka dapat menciptakan uang dari sesuatu yang tidak ada untuk dipinjamkan dengan bunganya, sehingga sekarang memiliki dunia. Tapi, mereka masih saja menginginkan kontrol yang lebih dari itu.
Catatan penulis artikel; Kini mereka merasakan akibatnya, setelah semua sistem keuangan yang berhubungan dengan aset Nusantara atau M1, terkunci total sampai ada lagi perjanjian baru yang harus disepakati bersama dengan pemilik aset yang sesungguhnya. Dalam artian lain, terkuncinya bersifat temporer sampai ada komitmen baru untuk membentuk peradaban baru manusia di planet bumi ini.
Hitler dan Bush
Menurut David, ada agenda yang sudah dan sedang berjalan sampai saat ini. Yakni, Pertama, Bangsa Yahudi dan kepercayaannya harus disingkirkan. Kedua, Hanya Bangsa Arian “yang terpilih”. Ketiga, Perlu pengendalian populasi dunia (target 1-1,5 miliar saja). Keempat, Taman Eden dipersepsikan secara keliru. Kelima, Lucifer ingin membantu manusia dan tidak menyimpannya di bank. Keenam, Lucifer adalah pembawa pencerahan.
Agenda ini tentu menjadi perselisihan yang mempengaruhi peradaban dunia. Akhirnya timbul kelompok garis keras dan kelompok garis lunak. Garis keras mengetahui kedatangan “Pembebasan” (PD II) menggunakan agenda tersebut di atas untuk menyusun dan mendidik Hitler. Perang tidak bisa dihindari tetapi dapat dimainkan dengan cara yang sangat berbeda. Para industrialis Jerman terhubung dengan sebuah masyarakat rahasia universitas yang disebut “Thule Society” yang telah mengambil, mendukung dan mendidik Hitler. Dia adalah orang mereka dan produk mereka.
Sebuah copy dari Trule Sociaty dapat ditemukan di Yale University di Amerika. Ini disebut dengan “Skull & Bones”. Dan sangat menerik apabila melihat koneksi Jerman dengan keluarga mantan Presiden Bush berjalan dari generasi ke generasi melalui masyarakat rahasia ini.
Kakek dari George W Bush (memiliki saham juga di FED, Red) masanya mengambil peran untuk penyuplai material dan keuangan terhadap Hitler pada saat Amerika masih berada dalam peperangan dengan Jerman. Ini mengherankan tulis David, bahwa nilai-nilai fasisme Hitler dan tujuan-tujuannya sampai saat ini masih hidup di lapisan paling tinggi di masyarakat. Namun ini dapat dipahami ketika kita menyadari bahwa Hitler tidak menciptakan nilai-nilai tersebut, tetapi dia mempelajarinya dari masternya. Para master tersebut masih ada di sekitar kita dalam bentuk yang berbeda.
Salah satu nilai umum tersebut adalah kepercayaan bahwa bumi hanya dapat menampung 1 sampai 1,5 miliar manusia. Planet bumi tidak dapat menampung lebih dari itu. Ini berarti 4,5 hingga 5 miliar (saat ini manusia di bumi 7 miliar, Red) dari kita pergi. Bagaimana mereka dapat dipisahkan atau dibagi menjadi garis lunak dan garis keras?
Kelompok garis keras akan berkata seperti ini “Adapun caranya adalah mungkin, ini hanya membutuhkan percepatan atau kita akan berakhir seperti Atlantis yang lain.” Mari kita putuskan siapa yang boleh hidup dan siapa yang harus mati. Adapun yang kita putuskan adalah OK olehnya, karena bagaimana pun dia tidak akan menempatkan kita pada posisi dalam kekuasaan. Argumentasi ini manakutkan jika pernah ada seseorang bicara tentang bagaimana G.W. Bush terkait dengan elemen Garis Keras itu.
Kelompok garis lunak akan mengatakan hal seperti ini; “Kami menyetujui tujuannya, namun kita dapat mempercayainya melalui pendidikan dan kebersamaan, dan sebagainya. Ini akan membutuhkan waktu tapi kita akan mendapatkannya. Garis lunak mutakhir dalam sistem telah mencapai orang-orang tua pemilik emas (yang melakukan gerakan bawah tanah sejak 1965) untuk menghindari elemen-elemen Garis Keras. Orang-orang pemilik emas tidak bicara untuk waktu yang lama, sebab bank-bank masih mempunyai sertifikat emas mereka, mengambil bunganya yang dapat dibayar dengan emas di dalam tabungan mereka sebagai dana tunai. Dan hal ini semakin meningkat jumlahnya. Indonesia jadi makin kaya. (Bersambung).***
Editor : Raden Saderun Muda