Oleh Tubagus Soleh
Tangsel (babadbanten.com) – Pada 17 Agustus 2025, Bangsa Indonesia akan memperingati 80 tahun kemerdekaannya. Usia yang panjang ini mencerminkan perjalanan dan kematangan bangsa dalam kehidupan bernegara.
Namun, untuk mencapai usia ini, Bangsa Indonesia tidak melewati jalan yang mudah. Banyak peristiwa besar yang nyaris menghancurkan persatuan karena perbedaan pandangan politik yang tajam. Meski demikian, bangsa ini mampu melewati semuanya dengan selamat.
Peristiwa Besar yang Membentuk Bangsa
Sejarah mencatat beberapa peristiwa penting yang menguji keutuhan bangsa. Salah satunya adalah G30S/PKI pada 1965, yang berakhir dengan peralihan kekuasaan dari Presiden Soekarno ke Presiden Soeharto. Peristiwa ini meninggalkan berbagai tafsir dan emosi, namun telah menjadi bagian dari masa lalu.
Kemudian, gerakan reformasi pada 1998 menjadi tonggak lain dalam sejarah. Mahasiswa, pemuda, pelajar, dan kaum miskin kota bersatu untuk menuntut perubahan. Mereka meminta dihentikannya KKN dan mendesak Presiden Soeharto turun dari jabatannya. Meski hampir terjadi chaos, gerakan ini berhasil membawa perubahan.
Era Transisi di Bawah BJ Habibie
Setelah Presiden Soeharto mundur, BJ Habibie memimpin bangsa dengan kondisi ekonomi yang kritis. Nilai tukar rupiah saat itu hampir menyentuh Rp20.000 per dolar AS. Meski berat, BJ Habibie mampu membuktikan bahwa bangsa ini tidak akan runtuh seperti prediksi para pengamat asing.
Di bawah kepemimpinannya, transisi pemerintahan berjalan lancar. Meskipun pertanggungjawabannya ditolak oleh MPR, BJ Habibie tetap menunjukkan sikap kenegarawanan dengan menyerahkan mandat kepada Presiden terpilih, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Penguatan Demokrasi dan Daulat Rakyat
Era Gus Dur dan para penerusnya memperkuat demokrasi sebagai sistem politik. Mekanisme pemilihan pemimpin bangsa semakin kokoh. Rakyat menjadi pemegang daulat tertinggi di negeri ini.
Sebagai tuan besar, rakyat adalah pemilik mayoritas Indonesia. Pengkhianatan terhadap rakyat sama artinya dengan mengkhianati Ibu Pertiwi.
Harapan di Usia 80 Tahun Kemerdekaan
Jika generasi awal bangsa berhasil membawa Indonesia ke gerbang kemerdekaan dengan fasilitas seadanya, maka di usia yang ke-80 tahun, harapan rakyat semakin tinggi. Kita ingin melihat janji-janji kemerdekaan dalam pembukaan UUD 1945 benar-benar terealisasi.
Sebagai rakyat, kita berharap Presiden Haji Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka mengajak kita masuk ke “gedung kemerdekaan” yang sesungguhnya. Harapan ini bukan sekadar mimpi, tetapi wajar bagi rakyat yang ingin merasakan janji-janji kemerdekaan.
Doa dan Dukungan untuk Pemimpin Bangsa
Kita semua mendoakan agar Presiden Haji Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka sukses menjalankan amanah rakyat. Kami menunggu undangan untuk masuk ke gedung kemerdekaan Indonesia.
Semoga harapan ini menjadi kenyataan di bawah kepemimpinan mereka.
Penulis adalah Ketua Umum Pucuk Umun BABAD BANTEN